PROGRAM KERJA BIDANG EKONOMI
a.
Program
Pembuatan Label pada Produk Home Industry
Pondok Herbal Hubbus Syifa’
Setiap desa tentunya
mempunyai potensi, baik dari sumber daya manusia dan sumber daya alamnya, untuk
menjadikan suatu desa menjadi desa yang mandiri, maka kedua hal tersebut sangat
penting sebagai pendorong dan pendukung terciptanya sebuah desa yang mandiri.
Namun, menjadi desa mandiri tidaklah mudah, tentunya terdapat banyak
permasalahan yang terkandung didalamnya, baik dari masalah eksternal maupun
masalah internalnya. Home industry
merupakan salah satu potensi desa yang harus dikembangkan, dimana dalam proses
pengembangannya harus mendapatkan
dukungan dari perangkat desa, sebab hal itu berpengaruh besar terhadap
kemajuan desa khususnya Desa Bragung Kecamatan Guluk-Guluk. Maka dari itu,
kelompok 42 KKN Universitas Wiraraja
Sumenep Fakultas Ekonomi dan Bisnis mempunyai program kerja untuk membantu desa
Bragung menjadi sebuah desa yang mandiri khususnya di kota Sumenep. Program
kerja yang menjadi kegiatan kelompok kami adalah Pembuatan Label dan penentuan
Harga Pokok Produksi (HPP) pada Produk Home
Industry Pondok Herbal Hubbus Syifa’.
Hal pertama yang
dilakukan tim KKN 42 Universitas Wiraraja Sumenep dalam melaksanakan program
kerja yaitu melakukan observasi serta mencari informasi untuk mengetahui adanya
home industry yang ada di desa
Bragung. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, informasi yang
didapat bahwa terdapat home industry
di desa Bragung. Adanya home industry
tersebut dapat dijadikan suatu peluang dalam menjadikan desa Bragung menjadi
desa yang mandiri. Terdapat 2 home industry
di desa Bragung yaitu minuman sehat alami yang dikelola oleh dua sosok
perempuan bernama ibu Kamilah dan ibu Supriyati. Namun, setelah melakukan
beberapa wawancara kepada kedua pihak pelaku home industry, ternyata terdapat beberapa masalah yang cukup
memprihatinkan sehingga nantinya akan menjadi penghalang berkembangnya home industry tersebut. Apalagi dizaman
yang semakin modern dan ditambah lagi dunia bisnis yang semakin global,
seharusnya home industry yang
dimiliki oleh ibu Kamilah dan ibu Supriyati sudah mampu bersaing dengan produk
sejenisnya. Namun, program kerja yang dibuat oleh kelompok KKN 42 Universitas
Wiraraja Sumenep Fakultas Ekonomi dan Bisnis memfokuskan pada usaha yang
dimiliki oleh ibu Supriyati, yaitu Home
Industry Pondok Herbal Hubbus Syifa’.
Home Industry
Pondok Herbal Hubbus Syifa’ yang dikelola oleh ibu Supriyati merupakan usaha
yang memiliki peluang pangsa pasar yang cukup menjanjikan, dikarenakan banyaknya
konsumen yang berminat mengkonsumsi produk tersebut karena tak sedikit dari
mereka yang sembuh dengan produk minuman yang diproduksi oleh Pondok Herbal
Hubbus Syifa’, disamping memproduksi minuman herbal, ibu Supriyati juga
menyediakan pengobatan alternatif berupa akupuntur dan bekam.
Home industry
Pondok Herbal Hubbus Syifa’ telah memiliki surat izin usaha. Home
industry ini memiliki banyak produk minuman sehat diantaranya yaitu untuk
mengobati pegalinu, amandel, asma, kencing manis, asam urat, darah tinggi, dll.
Namun dengan adanya surat izin usaha
yang dimiliki ibu Supriyati tidak sepenuhnya membantu perkembangan usahanya,
masih terdapat banyak masalah yang terkandung didalamnya baik dari segi
internal maupun dari eksternal. Masalah tersebut diantaranya ialah keterbatasan
modal dalam memproduksi produk secara massal, tidak adanya tenaga penjual
(sales), produk tidak memiliki label dan kemasan yang kurang menarik serta
adanya pesaing yang bergerak dalam usaha yang serupa di desa Bragung. Selain
itu keterbatasan akan penentuan harga jual produk hanya ditentukan berdasarkan
harga pasar, tidak menggunakan perhitungan secara mendetail. Dengan permasalahan tersebut tim KKN 42 Universitas Wiraraja berusaha membantu
sekaligus mengurangi beban masalah yang terjadi. Sehingga tim KKN melakukan
perencanaan dalam mengatasi masalah tersebut dengan dibentuknya program kerja
yaitu Pembuatan Label dan penentuan Harga Pokok Produksi (HPP) Pada Produk Home Industry Pondok Herbal Hubbus
Syifa’.
Dalam
hal ini tim KKN mendesain label yang cocok untuk usaha minuman herbal yang
diproduksi oleh ibu Supriyati. Pembuatan label dilakukan dengan memanfaatkan
sarana yang ada dibalai desa. Label yang dibuat ada tiga yaitu minuman sehat
alami temulawak, kunyit, dan stamina.
Dari ketiga label tersebut dibuat berbeda menyesuaikan dengan isi
produk. Desain label yang akan dibuat tidak menggunakan intuisi atau kerangka
pikir sendiri, namun menggunakan data-data yang sesuai dengan keinginan pemilik
home industry, mulai dari desain brand produk, komposisi produk, hingga
khasiat dan cara pemakaian produk. Sedangkan dalam penentuan Harga Pokok
Produksi, kami menghitung dengan cara data-data yang telah diperoleh langsung
dari objek yang kemudian kami mengolah data yang sudah ada sesuai dengan
perhitungan yang tepat.
Adapun Laporan Harga Pokok Produksi
Home Industry Hubbus Syifa’
(i)
Bahan
Baku
Pembelian bahan baku Rp. 95.000
(ii)
Bahan
Pembantu
Pembelian bahan
pembantu Rp. 35.000
(iii)
Tenaga
Kerja
Gaji (Rp. 50.000 x 2
org) Rp. 100.000
Jumlah Biaya Produksi Rp.
230.000
(iv)
Barang
Dalam Proses
Barang dalam proses
awal Rp. -
Jumlah biaya produksi Rp. 230.000
Rp.
230.000
Barang dalam proses
akhir Rp. -
Barang jadi setelah
proses Rp. 230.000
(v)
Barang
Jadi
Persediaan barang jadi
awal Rp. 330.000
Barang jadi setelah
proses Rp. 230.000
Total persediaan barang
jadi Rp. 560.000
Persediaan barang jadi
akhir Rp.
-
-
Harga Pokok Produksi Rp. 560.000
Komentar
Posting Komentar